Tuesday, September 1, 2015

Sejarah Bhineka Tunggal Ika




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Nagara Indonesia adalah Negara yang penuh dengan keragaman baik itu dari suku bangsa maupun budayanya, daerah , ras, agama dan kepercayaan dan lain-lain. Namun dengan banyaknya perbedaan itu Indonesia dapat membina dan mempersatukan berbagai perbedaan tersebut dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika “ yang artinya berbeda – beda tetapi tetap satu jua
Masyarakat  Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristik  yang unik yang dapat dilihat dari budayanya,adat serta tradisi yang ada.


Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang diangkat dari kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Bhineka Tunggal Ika sebagai pembentuk karakter dan jati diri bangsa Indonesia dan disamping itu bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas nasional. Indonesia dikenal di mata dunia dengan adanya kemajemukan dalam keanekaragaman baik itu suku bangsa,bahasa, agama, ras , dan hal lainya yang berbeda-beda merupakan realisasi dari Bhineka Tunggal Ika.



B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain
                  1.   Sejarah Bhineka Tunggal Ika
                  2.   Pengertian Bhineka Tunggal Ika
                  3.  Penerapan Bhineka Tunggal Ika
                  4.   Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan cita- cita luhur bangsa Indonesia




BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Bhineka Tunggal  Ika

Semboyan Bhineka Tunggal Ika pada awalnya dikenal pada masa kerajaan Majapahit di era kepemimpinan Wisnuwardhana yaitu “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa“ yang terdapat pada kitab Sutasoma Oleh Mpu Tantular.

Perumusan ini pada awalnya adalah usaha mengatasi keanekaragaman  kepercayaan dan keagamaan yang ada.  Semboyan ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif  terhadap sistem
pemerintahan pada masa kemerdekaan dan Bhineka Tunggal Ika telah memberikan semangat kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kitab Sutasoma definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan dalam hal kepercayaan dan keanekaragaman pada perbedaan yang ada dalam masyarakat Majapahit. Namun dalam Negara Republik Indonesia Bhineka Tunggal Ika bukan hanya sebagai perbedaan agama dan kepercayaan  akan tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa memiliki peranan dalam menyatukan perbedaan suku bangsa, ras, agama serta perbedaan lainnya yang ada di kalangan masyarakat Indonesia.

Bhineka Tunggal Ika  berarti berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap satu, dengan kata lain seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju pada tujuan yang sama yaitu bangsa dan Negara Indonesia
Sementara semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa” dipakai sebagai Motto lambang pertahanan Nasional (Lemhanas) maknanya adalah tidak ada kebenaran  yang bermuka dua. Namun kemudian dirubah menjadi “Bertahan Karena Benar”

Dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Majapahit merupakan masyarakat yang majemuk, selain adanya beberapa aliran dan kepercayaan yang berdiri sendiri. Pada saat itu masyaraakaat Majapahit terbagi  menjadi beberapa golongan  yaitu :  Islam yang menetap di majapahit,golongan orang-orang Cina yang mayoritas berasal dari Chang—chou, dan dan banyak Lainnya.

2.  Pengertian Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia. Bhineka berarti “Beraneka Ragam” atau berbeda-beda dan kata  Neka” dalam bahasa Sansekerta berarti  “macam” dan menjadi pembentuk kata  “aneka” dalam bahasa Indonesia. Kata “Tunggal “ berarti satu.
Yang artinya Bhineka Tunggal Ika bermakna meskipun berbeda- beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan  persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara kesatuan bangsa  dan Negara  Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri beraneka Ragam  budaya, bahasa, daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.

3. Penerapan Bhineka Tunggal Ika

Pemahaman nilai-nilai ke-Bhineka Tunggal Ika di masyarakat mejemuk sebagai pilar nasional, sekaligus untuk saran kepada semua pihak , terutama kepada para pelaksana dan penentu kebijakan  instansi terkait.  Agar dapat dijadika acuan serta penentu peraturan berkaitan dengan aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika oleh masyarakat. Bhineka Tunggal Ika memiliki makna yang menggambarkan keagamaan yang dimiliki bangsa Indonesia , meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merupakan satu kesatuan Indonesia.
Sangat beragam bila kita dapat mengartikan Bhinneka Tunggal Ika dalam perwujudan sehar-hari. Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui, namun dalam pemahamannya terkadang masih terasa sulit, apalagi mengakuinya.

Para pendiri bangsa Indonesia terdahulu tentu memiliki harapan yang sangat besar dengan menjadikan  “ Bhineka Tunggal Ika “ sebagai simbolis Negara Kesatua Republik Indonesia. Dengan memahami arti serta makna yang terkandung di dalamnya serta dengan mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari  diri sendiri , berharap bangsa ini tumbuh dengan selaras dan menjadi Bangsa yang besar.

Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai Landasan Ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan dengan tetap menghargai serta menghormati ke Bhineka Tunggal Ika-an ( persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan Nasional.

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, kepercayaan, agama,adat istiadat dan kebiyasaan , oleh karena itu  nilai-nilai ke- Bhineka Tunggal Ika-an  harus dapat direalisasikan  dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk menjadikan Bhineka Tunggal Ika lebih membumi dalam pribadi masyarakat yang heterogen ini, salah satunya yaitu dengann identitas  sosial.
Dengan mengakui perbedaan dan menghormati perbedaan itu sendiri  ditambah kuatnya mempertahankan ikrar satu nusa,satu bangsa dan satu bahasa merupakan suatu model identitas sosial yang sangat baik dalam bangsa ini. Toleransi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sikap menghargai satu sama lain, melarang adanya diskriminasi dan ketidakadilan  dari kelompok mayoritas terhadap minoritas, baik secara suku, gama, ras  dan budaya demi mencapai tujuan untuk mewujudkan  cita- cita luhur bangsa Indonesia.

Selain masalah kebangsaan , tantangan kedepan pada masa mendatang dari bangsa Indonesia menghadapi era globalisasi ekonomi, penyusupan paham yang menyimpang  yang bertujuan memperkeruh keadaan , menyulut konflik dan kesenjangan  sehingga terjadi aksi-aksi dengan hasil keadaan yang menjauhkan kita dari jalur pencapaian cita-cita luhur bangsa Indonesia.

4.Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan cita- cita luhur bangsa Indonesia

Implementasi Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk memahami secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika.

Dalam rangka membentuk kesatuan dan kesatuan dari keanekaragaman maka Bhineka Tunggal Ika perlu dipergunakan sebagai acuan dalamkehidupan berbangsa dan , demikian pula halnya dengan adat istiadat budaya daerah,tetapi diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan , Bhineka Tunggal Ika mecoba untuk mengembangkan konsep baru dari unsure asli dengan unsur yang datang dari luar.

Setiap penduduk Indonesia harus memandang  bahwa  perbedaan tradisi ,bahasa , dan adat-istiadat antara satu etnis dengan etnis lainnya. Bhineka Tunggal Ika pada era globalisasi ini  banyak persatuan dan kesatuan, penyebabnya adalah adanya ketimpangan sosial , kesenjangan ekonomi, belom stabilnya kondisi politik pemerintahan di Indonesia menjadikan rakyat tumbuh secara apatis terhadap pemerintah.semboyan Bhineka Tunggal Ika selamanya akan tetap relevan untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang multikultural ini, karena komposisi rakyatnya yang akan terus beragam sampai kapanpun. Ketimpangan sosial,kesenjangan ekonomi , perbedaan suku, agama,ras, dan antar golongan diantara kita janganlah dijadikan perbedaan, karena pada dasarnya kita adalah satu , satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

·         Kesimpulan

Membina bangsa Indonesia yang multikultural memerlukan upaya yang berkesinambungan serta berkaitandengan berbagai aspek agar tercapai integrasi nasional melalui semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” yaitu dengan mengadakan proses pendidian sejak dini dalam lingkungan keluarga , lingkungan pendidikan formal, dan informal tentang prinsif bersatu dalam perbedaan  karena individu  dalam masyarakat majemuk haruslah memiliki kesetiaan ganda terhadap bangsa dan negaranya, mereka juga tetap memiliki keterikatan terhadap identitas kelompoknya,namun mereka menunjukka kesetiaan yang lebih besar pada bangsa Indonesia.Untuk itu diperlukan tindakan nyata dari pemerintah agar dapat memaknai pentinya kondisi kemajemukan yang terintegrasi secara nasional untuk menjaga kedaulatan NKRI , dengan mengaktualisasikan pemahaman tentang nilai Bhineka Tunggal Ika.
·         Saran

Rasa Bhineka Tunggal Ika perlu diterapkan pada setiap masyarakat seluruh Indonesia demi menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia. Pada kenyataannya  penerapan rasa Bhineka Tunggal Ika ini kurang dilakukan oleh Negara Indonesia. Maka dari itu sangat diperlukan pembinaan dan juga penerapan Bhineka Tunggal Ika di masyarakat.

Semoga Bhineka Tunggal Ika bukan hanya menjadi sebuah semboyan Bangsa Indonesia saja tetapi dapat dijalankan serta diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
·        Pustaka

LINK DOWNLOAD. DISINI

No comments:

Post a Comment